Sabtu, 18 Januari 2014

Masa Anak - Anak



                         Kalau kita sering bertanya surga dalam hidup itu dimana ? Saat kita dulu menjadi anak - anaklah jawabanya. Ketika itu kita hidup dengan pikiran yang tenang, tidak ada beban di sana. Saat kita tidak kawatir kotor bermain di lumpur, atau saat kita tidak takut sakit saat bermain hujan - hujanan, atau mungkin saat kita tidak takut menjadi hitam saat bermain di terik mentari. Saya pernah melalui masa-masa paling indah itu, bagaimana dengan pembaca sekalian ?



                        Masa anak-anak adalah dimana kita hidup dengan kepolosan yang sangat indah. Saat itu belum ada ambisi untuk menaklukan dunia, belum ada ambisi untuk memiliki kekuasaan yang luas, belum ada ambisi untuk mengejar harta, semua hidup tenang, berbagi tanpa rasa cemas. Masa anak - anak adalah dimana ketika hujan turun ada momen yang indah di sana. Saat itu kita lebih sering bermain dengan alam ketimbang yang lainya. Saat sore yang indah tiba, kita telah bersiap-siap untuk bermain di sebuah lapangan yang luas, saat itu langit masih berwarna biru dan tenang. Di lapangan itu kita tidak segan segan untuk berbaring dan menatap langit dan itulah surga. Masa yang paling indah dalam seluruh waktu yang kita punya.



                         Wajah anak-anak adalah wajah asli tanpa kepalsuan, maka jagalah wajah itu agar tetap sama. Jangan ajarkan mereka tentang kepalsuan, jangan beri tahu mereka tentang duniamu karena dunia mereka adalah dunia yang paling sempurna, pikiran mereka adalah pikiran yang paling benar dan hati mereka adalah hati yang paling baik. Jika ditanya rindukah aku menjadi Anak-anak ? tentu aku sangat merindukan masa paling indah itu. Dimana setiap hari ku jumpai lambaian ilalang di alam, Atau langit yang penuh dengan layangan. Anak - anak di alam, biarkanlah mereka di sana. sebab itu rumah mereka. Jangan terlalu kau batasi mereka berinteraksi dengan rumah mereka. Jangan kau hilangkan masa yang paling indah dalam hidupnya yang hanya datang satu kali saja, Karena mereka berhak merasakanya.


                             Cinta anak-anak adalah cinta jalanan, tidak ada cinta yang semurni cinta pada saat cinta masa anak-anak. Ketika kita melihat seseorang dan suka tanpa alasan apapun dan menerima apa adanya. Itulah istimewanya anak-anak. Seandainya dunia ini dipimpin oleh seorang anak-anak, mungkin dunia ini tidak canggih, tapi dunia ini akan ramah dan dunia ini akan sangat indah, tidak ada gedung-gedung bertingkat, semuanya adalah taman bermain yang indah, taman yang ditumbuhi tanaman atau pohon yang rindang, di langit bukan pesawat besi yang lewat, tetapi layang-layang kertas yang akan terbang. Laut tidak akan keruh, tidak akan ada banjir karena semuanya bersahabat dengan sungai-sungai dan bermain bersama.


                                  
                                 Yang disayangkan dari semua ini, banyak orang yang tidak sempat merasakan kesempatan untuk menikmati bagian atau waktu yang paling indah dalam hidup itu. Beragam faktor atau penyebabnya, mulai dari anak kecil yang tidak bisa menikmati masa kanak-kananknya karena sibuk dan sudah diharuskan bekerja, sampai anak kecil yan terjebak dalam dunia palsu orang dewasa. Banyak anak - anak yang sudah tidak seperti anak - anak lagi di sini. Mereka berlaga seperti halnya orang dewasa, dan mereka bangga. Karena mereka sudah terjebak dalam sebuah pemikiran yang salah, atau sudah teracuni oleh dunia orang dewasa. Saat itu alam mulai kesepian, alam kehilangan sahabat kecilnya, maka alam menangis maka timbulah bencana alam. Sore hari sudah tidak indah lagi, tidak ada lagi tawa anak-anak disana. oh mengapa mereka cepat sekali menjadi dewasa, atau bahkan tidak pernah menjadi anak-anak. Pada akhirnya pada suatu malam yang penuh dengan keresahan, Penulis mengakhiri sebuah tulisan ini dengan sebuah doa kepada Tuhan. Ya Allah lindungilah seluruh anak kecil yang masih tersisa di dunia ini, Panjangkanlah umur kemurnian mereka dan jangan keringkan dunia dengan menghilangkan suara tawa mereka. Biarkan mereka tetap ada untuk mewarnai dunia ini dan jaga mereka dari sifat-sifat serakah orang dewasa. aamiin..........

Kamis, 16 Januari 2014

Donor Darah Trombosit




                    Pembaca sekalian saya ingin menceritakan pengalaman saya diawal tahun 2014 untuk sekedar menjadi pengingat saya pribadi atau mungkin menjadi inspirasi buat para pembaca sekalian. Pengalaman yang akan saya ceritakan kali ini tentang donor darah trombosit, bukan donor darah merah biasa. Jika donor darah merah mungkin hanya memerlukan waktu 10 - 15 menit, nah yang ini berbeda, waktunya antara 1 - 2 jam loh (lumayan kan). Saat itu saya pribadi untuk mendonorkan membutuhkan waktu 95 menit.


                 Pada suatu kesempatan tepatnya tanggal 15 Januari 2014 saya mendapatkan suatu moment untuk mendonorkan darah ke seseorang sebut saja EL, dia seorang gadis berumur 13 Tahun yang sedang menderita penyakit dimana sel darah merah dia di serang oleh sel darah putihnya dan trombositnya sangat rendah. Dikala itu saya bersama seorang sebut saja OM B menjenguk ke Rumah Sakit Dharmais di daerah Slipi Jakarta barat. Pertama sekali saya datang ke RS itu sebenarnya saya tidak tahu sama sekali kondisi pasien (si EL), dan saya mengiranya itu donor darah merah. Maklum saya dengan si EL sebelomnya tidak Kenal sama sekali. Kemudian saya di sana di jelaskan oleh beberapa petugas rumah sakit bahwa yang diperlukan bukanlah darah merah melainkan Trombosit atau kepingan darah dan juga dijelaskan bahwa proses pengambilanya berbeda dengan proses pengambilan darah merah biasa. Perbedaanya diantaranya kalo proses pengambilan trombosit menggunakan 1 set mesin canggih dan waktunya lama 1 - 2 jam dan prosenya adalah darah merah ditarik keluar dari tubuh, lalu trombosit disaring, jika sudah maka darah merah kembali dimasukan ke dalam tubuh seperti itu berulang-ulang sampai waktu yang ditentukan oleh petugas. Hari itu saya bingung antara maju atau tidak. Pada akhirnya saya putuskan untuk akan terus melanjutkanya, namun hari itu ternyata tidak bisa langsung dilakukan untuk pengambilan darahnya, karena sebelumnya darah harus diambil dan diperiksa dulu selama kurang lebih 12 jam untuk memastikan bahwa darah saya layak atau tidak untuk didonorkan. Pada akhirnya hari itu saya dan OM B hanya diambil darahnya untuk diperiksa.




                   Keesokan harinya hasil tesnya keluar, hasil tes menyebutkan hanya darah saya yang bisa didonorkan, sedangkan OM B tidak boleh, karena jumlah trombositnya kurang 1 saja dari standard yang ditetapkan yaitu 200, OM B hanya 199 sedangkan saya 259. Akhirnya berangkatlah hari itu tanggal 16 Januari 2014 sekitar pukul 10.30 WIB ke rumah sakit Dharmais, sampai sana sekitar pukul 11.45 langsung menuju ruang transfusi darah, namun karena saya makan terakhir adalah pukul 6 pagi, saya disarankan untuk makan lagi. Saya dam OM B (OM B ikut juga ke RS juga pada hari itu) pergi ke kantin samping RS untuk makan, Setelah makan dan Sholat barulah proses donor darah akan di mulai.



                      Sebelumnya proses pengambilan darah dimulai saya diberi oleh petugas sebuah bola karet untuk diremas-remas. Fungsinya adalah agar membantu memompa darah agar keluar dari tubuh menuju mesin. Pada saat darah saya disedot ikatan di bahu saya secara otomatis mengencang, dan tidak ada rasanya saat darah saya di sedot. Setelah 5 menit, darah saya di masukan lagi ke tubuh saya dan ikatan di bahu saya merengang, nah pada saat proses ini aga sedikit perih dipergelangan tangan saya, juga seperti ada hawa hangat masuk ketubuh saya. Begitu prosesnya berulang ulang sampe 95 menit. selama 95 menit itu saya lalui dengan perasaan deg deg serrrr. proses terakhirnya itu selain darah kita yang di masukan lagi ada cairan juga yang ikut masuk, yaitu cairan anti beku. Saya kurang paham sebenernya ini cairan apa, yang jelas pada saat cairan itu dimasukan mulut dan pipi saya bergetar. aga ngeri juga sih tapi LANJUT.... setelah proses itu selesai barulah semua alat itu dilepas dari tubuh saya. Badan saya ada lemas dan kadang-kadang kesemutan sendiri malamnya.



                   Nah itu pengalaman unik saya di awal tahun 2014, Sepenggal cerita yang mungkin bisa saya jadikan bagian dari perjalanan hidup saya yang datang secara tiba tiba. pada akhirnya saya ingin mengucapkan semoga lekas sembuh yah buat adik EL. Semoga keluarga dan kerabat dekat adik EL diberikan rizky dan nikmat yang lebih banyak lagi. Oia satu lagi saya juga minta doanya yah semoga proses Donor Darah Trombosit yang saya lakukan tidak menimbulkan efek yang buruk buat kedepanya yah. aamiin ya Allah, Amin ya robbal alamin.......
                   

Jumat, 11 Juni 2010

E COMMERCE

A. Definisi E-Commerce.E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapatmelakukan Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) .
Adapun pendapat mengenai pengertian E-Commerce bahwa E-commerce mengacu pada internet untuk belanja online dan jangkauan lebih sempit. dimana e-commerce adalah subperangkat dari E-Bisnis. cara pembayarannya: melalui transfer uang secara digital seperti melalui account paypal atau kartu credit Sedangkan, E-Bisnis mengacu pada internet tapi jangkauan lebih luas. area bisnisnya terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan klien atau nasabah melalui e-mail tapi pemasaran atau penjualan di lakukan dengan internet. dengan begitu dapat memberikan keuntungan berupa keamanan fleksibililtas dan efisiensi. cara pembayarannya yaitu dengan melaui pembayaran digital secara E-Gold dan sudah di akui di seluruh dunia dalam melakukan transaksi online.
Pada umumnya pengunjung Website dapat melihat barang atau produk yang dijual secara online (24 jam sehari) serta dapat melakukan correspondence dengan pihak penjual atau pemilik website yang dilakukan melalui email.
Dalam prakteknya, berbelanja di web memerlukan koneksi ke internet dan browser yang mendukung transaksi elektronik yang aman, seperti Microsoft Internet Explorer dan Netscape Navigator. Microsoft dan Netscape, bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit (Visa dan MasterCard), serta perusahaan-perusahaan internet security (seperti VeriSign), telah membuat standar enkripsi khusus yang membuat transaksi melalui web menjadi sangat aman. Bahkan, Visa dan MasterCard menyediakan jaminan keamanan 100% kepada pengguna credit cardnya yang menggunakan e-com.
Adapun proses yang terdapat dalam E-Commerce adalah sebagai berikut :
1. Presentasi electronis (Pembuatan Website) untuk produk dan layanan.
2. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
3. Secar otomatis account pelanggan dapat secara aman (baik nomor rekening maupun nomor kartu kredit).
4. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan transaksi.
Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui E-Commerce bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah.
2. Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya.
3. Mengurangi keterlambatan dengan menggunakan transfer elektronik/pembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung dicek.
4. Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.

B. Contoh E-Commerce.
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu :
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.

C. Dampak Positif dan Negatif E-Commerce.Didalam dunia E-Commerce pasti terdapat dampak positif dan negativenya.
Dampak positifnya, yaitu :
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
Dampak negativenya, yaitu :
1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.

PENDUKUNG KEPUTUSAN E-BUSINESS

A. Pendukung keputusan dalam E-Business
Untuk dapat sukses dalam E-Business dan E-Commerce, perusahaan memerlukan system informasi yang dapat mendukung bermacam-macam informasi dan membuat keputusan yang diperlukan oleh manajer dan seorang profesional bisnis.

Level of managerial decision making yang harus ddidukung oleh teknologi informasi adalah :
 Strategic Management
Dewaqn direksi,komite eksekutif yang mengembangkan sasaran keseluruhan, strategi, kebijakan, dan tujuan sebagai bagian dari proses perencanaan stratejik. Mereka juga melakukan monitor terhadap kinerja stratejik perusahaan dan keseluruhan arah politik, ekonomi, dan lingkungan persaingan.
 Tactical Management
Para menajer yang mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah, penjadwalan, anggaran,merinci kebijakan, prosedur, dan tujuan bisnis bagi subunitnya. Mengalokasikan sumber daya dan memonitor kinerja subunitnya.
 Operational Management
Mengembangkan rencana jangka pendek seperti jadwal produksi mingguan. Mengatur penggunaan sumber daya dan kinerja tugas sesuai dengan prosedur dan anggaran.

Management Information Systems (MIS) pada dasarnya merupakan type dari management Support Systems. System informasi manajemen menghasilkan produk infomasi yang mendukung kebutuhan pengambilan keputusan day-by-day management. Output Sistem Informasi manajemen berupa reports, dan displays.
Employment Challenges pengaruh yang kuat dari teknologi informasi dalam pekerjaan adalah perhatian ethical yang utama dan menceritakan secara langsung kepada pengguna computer untuk mencapai keotomatisan dalam aktivitas kerja.
Penggunaan teknologi informasi dalam tempat kerja akan mengangkat berbagai macam health issues. Penitikberatan penggunaan computer adalah pelaporan health problems seperti job stress, kerusakan tangan dan urat leher, ketegangan mata, radiasi, dan setiap kematian yang diakibatkan oleh computer.

B. Security Management of E-Business
Tujuan dari security management adalah kekuratan, integritas, dan keamanan dari semua proses dan sumber daya E-Business.
Metode lainnya untuk mengontrol dan mengamankan internet dan jaringan lainnya adalah mengunakan fire wall komputer dan software.

security Measures, terdiri dari :
 Security Codes. Sistem multilevel password digunakan untuk keamanan management.
 Backup Files. Dimana duplikat file dari data atau program merupakan ukuran keamanan yang penting.
 Security Monitors. Keamanan dari jaringan dapat disediakan oleh spesialisasi paket sistem software.
 Biometric Security. Merupakan area pertumbuhan cepat dari keamanan computer.
 Computer Failure Controls
 Fault Tolerant system. Sistem komputer yang dapat memproses secara berlebihan, sekeliling, dan software yang menyediakan kemampuan fail-over untuk back-up komponen dalam peristiwa system failure.
 Disaster Recovery



1.7 ENTERPRISE MANAGEMENT OF E-BUSINESS TECHNOLOGY

Sekarang banyak eksekutif bisnis melihat teknologi informasi sebagai pemberi kesempatan untuk E-Commerce, dan untuk menagtur fungsional silang dan interorganisasi proses E-Business dari unit bisnis mereka. Internet, intranet, extranet, dan web merupakan interconnecting individual, tim, unit bisnis, dan partner bisnis dalam hubungan bisnis tertutup yang mempromosikan komunikasi, kolaborasi, dan pembuat keputusan yang diperlukan dalam pasar global. Teknologi informasi merupakan kekuatan utama untuk partisipasi dan pemberi kesempatan untuk pergantian organisasi dan manajerial.
Mengatur teknologi informasi bukan merupakan tugas yang mudah. Fungsi sistem informasi mempunyai masalah performance di berbagai organisasi. Manfaat dari teknologi informasi tidak dapat terjadi di beberapa kasus dokumentasi.
Mengumumkan pengalaman kesuksesan suatu organisasi merupakan perluasan dan arti dari managerial and end user involvement adalah bahan kunci dari kualitas performance system unformasi.
Perusahaan E-Business adalah reengineering atau E-engineering peraturan dan struktur organisasi mereka, sebaik proses bisnis mereka, seperti mereka mengejar untuk menjadi tangkas, customer-focused, value-driven enterprises.
Ilustrasi diatas merupakan pendekatan popular untuk mengaturteknologi informasi dan internetworked E-business enterprise. Pendekatan managerial ini memiliki tiga komponen utama, yaitu :
 Mengatur pengembangan implementasidari strategi E-Business dan IT.
 Mengatur pengembangan aplikasi E-Business dan penelitian dan implementasi dari teknologi informasi yang baru.
 Mengatur proses IT, professional, dan subunit dalam perusahaan organisasi IT dan fungsi IS.

Application development management meliputi mengatur aktivitas seperti analisis dan design sistem, prototyping, application programming, project management, kepastian kualitas, dan pemeliharaan sistem untuk semua proyek pengembangan E-Business / IT.
Tim dan kelompok kerja dari professional bisnis menggunakan PC workstations, paket software, dan internet, intranet, dan jaringan lainnyauntuk mengembangkan dan menggunakan teknologi informasi untuk aktivitas kerja mereka. Jadi beberapa perusahaan menanggapi dengan creating user services, atau client service, fungsi untuk mendukung dan mengatur end-user dan kelompok kerja.

Knowledge Management dalam Lingkungan Bergejolak

(Vibiznews – Leadership) – Knowledge Management merupakan wacana yang hangat di dunia manajemen. Hal ini disebabkan karena knowledge diyakini sebagai asset yang penting dalam menjalankan organisasi.

Artikel ini akan membahas dua hierarki knowledge management, yaitu top down dan bottom up yang diungkapkan oleh David Bray dalam makalahnya ‘“Exploration and Exploitation: Managing Knowledge in Turbulent Environments’. Makalah ini menjelaskan mengenai pendekatan yang paling tepat dalam mengelola organisasi dalam lingkungan yang sedang bergejolak.

Penelitian yang dilakukan oleh Bray menemukan bahwa hierarki top-down yang berfokus pada komando dan control tidaklah efektif dalam mengelola knowledge dalam lingkungan yang bergejolak karena hal tersebut mengurangi kemampuan hierarki organisasi dalam menjaga akurasi dengan lingkungan di luar.

Menurut Bray, hierarki top down dapat membatasi komunikasi yang terjadi dalam organisasi dan menghambat insight yang perlu untuk diketahui. Ia mencontohkan, misalnya seseorang di divisi A organisasi mempunyai informasi yang relevan bagi koleganya di divisi B. Namun informasi tersebut harus pergi melalui hierarki di atas dahulu, baru kemudian ke bawah. Jika hierarki top-down maka ada kemungkinan dimana insight penting hilang di jajaran atas hierarki. Ia berujar, bagi organisasi yang ingin melakukan penyesuaian terhadap realitas di luar, maka hierarki top down tidak tepat.

Sementara itu, pada hierarki bottom up dimana knowledge dan informasi disebarkan diantara para pakar di perusahaan, maka ini bisa jadi sangat efektif. Manajer sangat berperan penting pada proses ini karena mereka harus bisa mengulik insight dari para expert dan menyebarkan knowledge ke seluruh penjuru organisasi.

Bray mencontohkan salah satu aplikasi dari pendekatan bottom up yaitu pada perusahaan yang berbasis di Boston dan mengoperasikan komunitas web bagi para dokter dari rumah sakit di seluruh penjuru AS. Dalam komunitas tersebut, para dokter saling berbagi knowledge dan memberikan rating terhadap manfaat informasi yang diberikan. Sermo merupakan contoh baik dimana terjadinya pendekatan bottom up dalam sebuah organisasi informal dimana manajer mau mendengarkan insight dari ahli lainnya, yang kemudian insight ini menyebar ke atas struktur organisasi dan merupakan knowledge yang bisa dibagikan.

Bray lemudian menyimpulkan bahwa manajer harus lebih mempelajari bagaimana mengulik knowledge (pengetahuan) dan insight dari karyawan mereka, daripada mengelola dengan pendekatan top down melalui komando dan control.

Sebagai manajer, maka seseorang harus bisa mengulik knowledge dan informasi dari orang-orang yang bekerja sama dengannya, kemudian memberi reward terhadap insight yang bagus dan menyebarkannya. Bray mengungkapkan sebagai manajer tentunya Anda ingin orang-orang di dalamnya adalah yang terbaik dan paling cemerlang. Oleh karena itu, bagi orang yang memberikan insight yang bagus, pantas mendapatkan reward. (RP)
sumber : http://managementfile.com/column.php?sub=240&id=549&page=str_mgt

Senin, 12 April 2010

Strategis Penggunaan Teknologi Informasi dalam Ekonomi Digital

PENGARUH INFORMASI TEKNOLOGI TERHADAP BIDANG EKONOMI

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah begitu pesat, sehingga menempatkan suatu bangsa pada kedudukan sejauh mana bangsa tersebut maju didasarkan atas seberapa jauh bangsa itu menguasai kedua bidang tersebut di atas. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan Iptek, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri. Untuk mencapai maksud tersebut pemerintah menuangkannya dalam salah satu bentuk dari tujuan dan arah Pembangunan Nasional, yaitu Sektor/Bidang Iptek.
Arah dari penuangan sektor Iptek dalam Pembangunan Nasional adalah dimaksudkan untuk: (1) Menentukan keberhasilan membangun masyarakat maju dan mandiri, (2) Mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, dan (3) untuk mempercepat proses pembaharuan. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dari upaya pengembangan teknologi informasi dan komunikasi itu di antaranya adalah untuk:
1. Meningkatkan kesejahteraan, kemajuan peradaban, ketangguhan, dan daya saing bangsa;
2. Memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; dan
3.
Menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan sejahtera (P3TIE-BPPT, 2001:69).
Selanjutnya sasaran tersebut di atas diupayakan dapat dicapai melalui beberapa program yaitu: (1) Peningkatan kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan keunggulan produksi, teknologi, ilmu pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang dan terpadu, (2) Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis, efektif, efisien, dan produktif, (3) Pembinaan sumber daya manusia, (4) Penumbuhan kreativitas dan inovasi, dan (5) Pengembangan sarana dan prasarana (P3TIE-BPPT, 2001:69).
Peradaban masa depan adalah masyarakat informasi ketika jasa informasi menjadi komoditas utama dan interaksi antar manusia sudah berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology /ICT). KTT Masyarakat Informasi yang diselenggarakan pada bulan Desember 2003 telah mencanangkan rencana penggunaan ICT sampai 50 % untuk setiap negara pada tahun 2015 (Tempo Interaktif, 2004).
Dalam rangka mewujudkan pembinaan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan daya saing yang memadai sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, maka pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah diharapkan dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk memberdayakan seluruh potensi yang ada pada masyarakat, yakni melalui optimalisasi pemanfaatan layanan informasi kepada masyarakat luas.
Sebagaimana diketahui, saat ini mulai tahun 2007 pemerintah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di bidang penaggulangan kemiskinan yang akan menjangkau 31,92 juta penduduk miskin di Indonesia atau sekitar 7,96 juta keluarga miskin. Program ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007 ini (TKPKRI, 2007).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat pada sektor penanggulangan kemiskinan di atas hanya sebagai contoh untuk dikemukakan bahwa program yang akan menelan biaya trilyunan tersebut tidak akan dapat terlaksana secara optimal jika tidak didukung oleh upaya pemanfaatan layanan informasi secara terarah dan terpadu, yakni dengan memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas teknologi informasi yang ada. Hal ini menjadi diskursus yang menarik karena realitas dalam kehidupan masyarakat kita saat ini masih menunjukkan adanya beberapa gejala yang kurang menguntungkan. Misalnya masih belum maksimalnya kesadaran informasi yang dimiliki masyarakat, sikap masyarakat terhadap teknologi yang kurang menunjang, belum meratanya dan belum meluasnya penggunaan teknologi informasi, dan penerapan budaya informasi yang belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan secara menyeluruh (Dahlan, 1993: 2-5).
Makalah ini mencoba untuk mengetengahkan tentang pentingnya teknologi informasi sebagai sarana layanan informasi kepada masyarakat dalam upaya mendorong tercapainya secara optimal program pemberdayaan masyarakat.
B. Fokus Masalah
Fokus masalah dalam makalah ini akan diarahkan kepada beberapa item penting yaitu:
1. Apakah informasi, teknologi informasi dan layanan informasi itu?
2. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat?
3. Apa sajakah kendala yang dapat ditemui dalam penerapan layanan informasi untuk pemberdayaan masyarakat?
4. Bagaimana mengoptimalkan layanan informasi untuk mendorong tercapainya program pemberdayaan masyarakat?

C. Pengertian informasi, Teknologi Informasi dan hubungannya dengan layanan informasi.
Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan atau sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan keputusan. Dengan demikian informasi memiliki kekuatan, baik yang membangun maupun yang merusak.
Dalam prakteknya, informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral), tercetak (printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki ciri khas, kelebihan dan kekurangan, sebagaimana tabel di bawah ini:

Sifat Informasi
Tercetak-Audio-AudioVisual
Tercetak Audio Audio-Visual
- dapat dibaca, dimana dan kapan saja
- dapat dibaca berulang-ulang
- daya rangsang rendah
- pengolahan bisa mekanis, bisa elektris
- biaya relatif rendah.
- Daya jangkau terbatas – Dapat didengar bila siaran
- Dapat didengar kembali bila diputar kembali.
- Daya rangsang rendah.
- Elektris.
- Relatif murah.
- Daya jangkau besar. – Dapat didengar dan dilihat bila siaran.
- Dapat didengar dan dilihat kembali bila diputar kembali.
- Daya rangsang sangat tinggi.
- Sangat mahal.
- Daya jangkau besar, kecuali bioskop.
Menurut Shannon dan Weaver, informasi sebagai objek materi ilmu komunikasi mempunyai makna: Patterned matter-energy that affects the probabilities of alternatives available to an individual making decision (hal atau energi yang terpolakan yang mempengaruhi dan memungkinkan seseorang membuat keputusan dari beberapa kemungkinan yang ada) (Shannon dan Weaver, 1949).
Informasi bermanfaat untuk mencapai tujuan ideal maupun material. Di akhir abad ke-20 informasi mampu menempatkan diri sebagai komoditas yang sangat potensial untuk mendatangkan materi. Informasi dapat dikembangbiakkan, diolah, dan diperdagangkan untuk tujuan material; atau disajikan untuk mempengaruhi sikap mental individu seperti iklan (material) dan publikasi/propaganda atau layanan sosial (ideal). Kenyataan ini sebagaimana disinggung oleh Tanudikusumah (1984) yang menyatakan: “Kelak manusia akan “berternak” informasi, dan dari “berternak” informasi ini manusia akan memperdagangkannya dan memperoleh keuntungan darinya (Tanudikusumah, 1984). Demikian hebatnya eksistensi informasi itu, hingga Napoleon Bonaparte (1769-1821) pernah menyatakan:
“Saya lebih takut terhadap ketajaman pena daripada harus menghadapi satu batalion tentara bersenjata lengkap; dan “Bila pers saya beri kebebasan, kekuasaan saya tidak akan lebih dari tiga bulan”.
Dalam sejarahnya Napoleon merupakan contoh seseorang yang dapat mencapai kekuasaan berkat kepandaiannya memanfaatkan informasi. Ironisnya, ia jatuh akibat kesalahannya memanfaatkan informasi.
Dalam pengertian yang sederhana, teknologi informasi dapat diartikan sebagai: “Teknologi informatika yang mampu mendukung percepatan dan meningkatkan kualitas informasi, serta percepatan arus informasi ini tidak mungkin lagi dibatasi oleh ruang dan waktu” (J.B. Wahyudi, 1990). Dari pendapat ini terdapat item yang sangat mendasar yaitu: “percepatan dan peningkatan kualitas informasi yang tidak terbatasi oleh ruang dan waktu” kalimat kunci tersebut lebih mengarah kepada kedudukan teknologi informasi secara fungsional, yakni mempercepat akses informasi dan meningkatkan kualitas informasi.
Everett M. Rogers (1986) dalam Communication Technology menyatakan bahwa teknologi biasanya memiliki dua aspek, yaitu perangkat keras (objek materi dan sifatnya), dan aspek perangkat lunak (dasar informasi untuk menggerakkan perangkat keras itu). Sedangkan batasan mengenai teknologi informasi itu, Rogers menyatakan:
“Teknologi informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris, dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses, dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain (Rogers, 1986).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa teknologi informasi merupakan seperangkat fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang dalam prakteknya diarahkan untuk mendukung dan meningkatkan kualitas informasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas. Berkat teknologi informasi inilah, informasi yang ada di setiap tempat pada detik yang sama dapat dipantau di tempat lain meskipun tempat itu berada di belahan bumi yang lain, atau bahkan di ruang angkasa sekalipun.
Dewasa ini semakin dirasakan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana untuk layanan informasi bagi masyarakat guna mendukung penyelenggaraan program-program pemerintah. Pemerintah bagaimanapun tidak dapat mengkesampingkan keberadaan teknologi informasi karena teknilogi informasi merupakan sarana yang paling efektif untuk menyampaikan atau mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam berbagai bidang.
Teknologi informasi yang difungsikan untuk layanan informasi kepada masyarakat memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dalam waktu seketika tanpa dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini tentu akan sangat mendukung suatu disiplin ilmu atau suatu jenis pekerjaan yang memerlukan kecepatan akses informasi seperti jurnalistik atau ekonomi. Jurnalistik merupakan jenis kerja yang mengutamakan aktualitas/kecepatan; sedangkan pada bidang ekonomi/bisnis percepatan informasi akan membawa pengaruh terhadap perolehan profit atau sebaliknya.
Sudah terbukti secara nyata bahwa bidang pembangunan, perekonomian, bisnis, dan bidang lainnya tidak akan mengalami kemajuan tanpa diimbangi dengan pencapaian kemajuan di bidang teknologi informasi. John Naisbitt dan Patricia Aburdene (1984) telah memprediksikan akan terbentuknya ekonomi global. Prediksi ini saat ini telah menjadi kenyataan, misalnya saja pada saat ini seseorang yang tengah berada di tengah hutan belantara di pedalaman Kalimantan dapat saja melakukan transaksi dengan rekan bisnisnya yang ada di New York melalui komunikasi dengan telepon satelitnya.
Oleh karena itu pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan informasi kepada masyarakat merupakan suatu keniscayaan. Sebab layanan informasi di masa sekarang ini tidak akan membuahkan hasil yang maksimal jika tidak didukung oleh teknologi informasi. Inilah kaitan erat antara teknologi informasi dengan layanan informasi bagi masyarakat.
D. Hakikat pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses mengajak masyarakat agar mengetahui potensi yang dimiliki untuk dikembangkan dan menemukenali permasalahan yang ada, agar bisa diatasi secara mandiri oleh masyarkat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat diupayakan melalui kapasitas sumberdaya manusia agar dapat bersaing dan mempunyai kesempatan berusaha untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga sehingga akan tercapai ketahanan pangan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat adalah melalui layanan informasi dengen memanfaatkan teknologi informasi yang ada.
Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapat perhatian besar dari berbagai pihak yang tidak terbatas pada aspek pemberdayaan ekonomi sosial, tetapi juga menyangkut aspek pemberdayaan di segala bidang. Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagaian masyarakat, dan adanya keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang berada pada pemerintah kepada masyarakat.
Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Pada masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi keswadayaan masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan sosial, dan kepedulian mayarakat luas dalam memcahkan masalah kemasyarakatan.
Potensi masyarakat tersebut di atas, dalam hal ini diartikan sebagai “Masyarakat Berdaya” yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara berkelanjutan. Keberdayaan “Masyarakat Berdaya” dicirikan dengan timbulnya (1) kesadaran bahwa, mereka paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya. Kemudian, (2) berdaya yaitu mampu melakukan tuntutan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat. Selanjutnya, (3) mandiri dalam kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi masalah lingkungan di sekitarnya. Dan, secara aktif tidak saja (4) memperjuangkan aspirasi dan tuntutan kebutuhan lingkungan yang baik dan sehat secara terus menerus, tetapi juga (5) melakukan inisiatif lokal.
Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Dalam proses tersebut masyarakat bersama-sama:
1. Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan dan potensinya.
2. Mengembangkan rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian
3. Menerapkan rencana tersebut
4. Secara terus-menerus memantau dan mengkaji proses dan hasil kegiatannya (Monitoring dan Evaluasi / M&E)
E. Beberapa kendala penerapan layanan informasi untuk pemberdayaan masyarakat
Layanan informasi bagi masyarakat yang diwujudkan dengan memfungsikan secara optimal teknologi informasi yang ada menurut M. Alwi Dahlan (1993) masih terkendala oleh beberapa hal, di antaranya adalah:

1. Kesadaran informasi masyarakat yang masih belum maksimal.
Kurangnya kesadaran informasi terlihat dari peranan informasi dalam proses melakukan pekerjaan atau kegiatan. Informasi masih belum merupakan sesuatu yang dengan sendirinya melekat pada setiap langkah. Dalam masyarakat kita sering terjadi bahwa yang harus punya informasi belum tentu memilikinya, dan kalau memiliki belum tentu dapat mencarinya (misalnya karena arsip tidak terpelihara).
2. Sikap terhadap teknologi belum menunjang.
Masyarakat mungkin telah membicarakan teknologi, tetapi pada umumnya belum diikuti penerimaan sepenuh hati. Teknologi yang dikaitkan masyarakat dengan masyarakat informasi pada umumnya adalah produk teknologi konsumen, itupun pada umumnya menyangkut teknologi komunikasinsebagai penerima informasi, bukan sebagai pengolahnya.
Teknologi informasi belum dapat dikatakan memasyarakat, bagaimanapun meluapnya perhatian terhadap pameran komputer, tetapi orang banyak datang hanya untuk mengagumi berbagai kecanggihan komputer itu. Meskipin jumlah pembeli komputer sudah meningkat, tetapi fungsinya belum dapat dipahami dengan baik. Semua ini menunjukkan bahwa sikap terhadap teknologi informasi belum positif.
3. Penggunaan teknologi informasi belum merata, apalagi mengakar dalam kehidupan masyarakat.
Banyak orang yang sudah mulai menggunakan komputer tetapi sebagian besar terlihat belum memanfaatkannya secara efisien, jauh di bawah kemampuan dan fungsinya. Penggunaan yang kurang efisien ini bukan hanya terjadi pada masyarakat biasa, bahkan beberapa organisasi/institusi yang seharusnya merupakan perintis masyarakat informasi terlihat masih berada pada tahap awal dalam melembagakan pemanfaatan teknologi informasi.
4. Penerapan budaya informasi belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan nasional.
Pada negara berkembang yang tak akan pernah kecukupan anggaran, pembudayaan suatu teknologi sangat bergantung pada kebijakan dan prioritas pemerintah. Dalam hal ini sebagai contoh, terlihat betapa cepatnya teknologi televisi membudaya, sejak pemerintah memutuskan untuk mempergunakan Satelit Palapa.
Keempat item mengenai pemanfaatan teknologi informasi tersebut di atas dapat menjadi kendala untuk mewujudkan layanan informasi bagi masyarakat. Bagaimanapun layanan informasi gencar dilakukan oleh pemerintah, tetapi jika di tengah-tengah masyarakat sendiri belum tercipta suatu kondisi “kesadaran informasi” yang menyeluruh tentu layanan informasi yang sedang digalakkan oleh pemerintah tidak akan membuahkan hasil secara optimal.
Untuk mengatasi beberapa kendala di atas, agar layanan informasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat lebih berguna bagi upaya untuk memberdayakan masyarakat, maka sebagai alternatif dapat dilakukan beberapa langkah yaitu:
1. Menentukan konsep nasional mengenai masyarakat informasi Indonesia yang diinginkan, dengen mempertimbangkan perkembangan masyarakat dan budaya sendiri ke masa depan tanpa melepaskan diri dari negara maju. Konsep ini perlu dijabarkan dalam kebijakan yang menjadi pegangan dalam pemilihan, penerapan, dan pembudayaan teknologi secara luas, termasuk pendidikan dan sebagainya.
2. Meningkatkan kesadaran berinformasi dan sikap yang positif terhadap informasi dalam segala bidang, yang menjadi dasar bagi pembudayaan teknologi informasi. Upaya ini perlu dipadukan kedalam segala sektor dan program secara luas, sehingga “bendera informasi dapat berkibar di semua tiang, tidak terbatas pada tiang informatika”. Memberi prioritas kepada institusi/pranata yang strategis untuk menunjang pembentukan masyarakat informasi.
3. Merubah citra teknologi dan teknologi informasi, sehingga dapat diterima dengan wajar dan akrab oleh pemakai yang lebih luas dan masyarakat umum Indonesia. Citra/persepsi baru tersebut dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan yang mendorong adopsi inovasi, yaitu:
- Manfaat komparatif dengan praktek/kebiasaan yang ada
- Keserasian dan keselarasan (compatibility) dengan nilai-nilai, pengalaman, dan kebutuhan masyarakat
- Kesederhanaan, keakraban, dan kemudahan pemakaian
- Ketersediaan; kemungkinan bagi orang banyak untuk mencoba dalam situasi yang dikehendakinya
- Pembuktian; masyarakat dapat mengamati keberhasilan danmanfaat penerapan tersebut dalam lingkungannya (Dahlan, 1993: 6).
F. Optimalisasi layanan informasi untuk pemberdayaan masyarakat
Menurut Wikipedia Indonesia, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta.
2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik. Yang dapat dibedakan lagi menjadi :
a. Yang bersifat primer dan,adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.
b. Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.
Salah satu bentuk pelayanan publik yang tidak kalah pentingnya di antara jenis-jenis pelayanan publik lainnya adalah layanan informasi kepada publik. Sebagaimana diuraikan di muka, pelayanan publik dalam bentuk layanan informasi dapat berupa layanan informasi yang menggunakan berbagai macam produk teknologi informasi, baik media tercetak, audio, audio visual, internet dan sebagainya
Berkaitan dengan pemanfaatan internet sebagai media layanan informasi ini, pemerintahan di seluruh dunia pada saat ini menghadapi “tekanan” dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih efektif. Hal ini menyebabkan eGovernment atau pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan penting bagi semua pengambil keputusan. Pemerintah Tradisional (traditional government) yang identik dengan paper-based administration mulai ditinggalkan. Transformasi traditional government menjadi electronic government (eGovernment) menjadi salah satu isu kebijakan publik yang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia eGovernment baru dimulai dengan inisiatif yang dicanangkan beberapa tahun lalu.
Berdasarkan definisi dari World Bank, eGovernment adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah (seperti: Wide Area Network, Internet dan mobile computing) yang memungkinkan pemerintah untuk mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pihak yang berkepentingan. (www.worldbank.org). Dalam prakteknya, eGovernment adalah penggunaan Internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan penyediaan pelayanan publik yang lebih baik dan cara yang berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Internet merupakan salah satu dari sarana layanan informasi yang dapat dimanfaatkan untk memberdayakan masyarakat, di samping internet masih banyak lagi produk teknologi informasi yang dapat diarahkan kegunaannya untuk melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Roger Harris dalam bukunya yang berjudul Information and Communication Technologies for Poverty Alleviation (2004), mencatat sekurangnya 12 strategi pemanfaatan teknologi informasi yang dapat dimaksimalkan dampaknya untuk memberdayakan masyarakat, yaitu:
1. Mendistribusikan informasi yang relevan untuk pembangunan;
2. Memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged) dan terpinggirkan (marginalized);
3. Mendorong usaha mikro(fostering microentrepreneurship);
4. Meningkatkan layanan informasi kesehatan jarak jauh (telemedicine);
5. Memperbaiki pendidikan melalui e-learning dan pembelajaran-seumur-hidup (life-long learning);
6. Mengembangkan perdagangan melalui ecommerce;
7. Menciptakan ketataprajaan (governance) yang lebih efisien dan transparan melalui egovernance;
8. Mengembangkan kemampuan;
9. Memperkaya kebudayaan;
10. Menunjang pertanian;
11. Menciptakan lapangan kerja (creating employment); dan
12. Mendorong mobilisasi sosial.
Menurut hemat penulis untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi sebagai sarana layanan informasi untuk memberdayakan masyarakat, maka perlu dilakukan beberapa langkah strategis di antaranya adalah:

1. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat akan manfaat teknologi informasi. Dengan menyadari akan manfaat teknologi informasi, maka diharapkan masyarakat akan mampu menyerap berbagai informasi penting sehingga mendorong masyarakat untuk secara sadar melakukan kegiatan-kegiatan partisipatif yang mengarah kepada terbentuknya “masyarakat berdaya” di segala bidang. Peningkatan kesadaran ini dilakukan melalui penyelenggaraan aktivitas seperti seminar, kampanye melalui media massa, focus group discussion, konsultasi partisipatif, dan lain-lain.
2. Menyediakan akses informasi. Penyediaan informasi ini haruslah informatif dan layanan yang relevan untuk masyarakat. Agar dapat berjalan berkesinambungan, masyarakat haruslah dapat merasakan manfaat yang dapat diambil dari akses informasi yang diberikan. Manfaat ini secara ekonomis dapat dirasakan melalui peningkatan penghasilan atau mengurangi pengeluaran. Oleh karena itu, informasi atau layanan yang diberikan haruslah tepat sasaran dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (demand driven), diolah dalam format yang sederhana, bahasa yang dimengerti, serta disebarkan dengan media komunikasi yang biasa digunakan, seperti papan pengumuman desa, pengeras suara, penyuluhan desa, radio komunitas, atau medium lain yang sesuai dengan konteks lokal.
3. Membangun kemitraan antara masyarakat dan penyedia layanan informasi. Penggalangan kemitraan adalah bagian penting dari program layanan informasi dan dimaksudkan terutama untuk mendukung pengembangan kemampuan masyarakat. Kemitraan ini dilakukan dengan semua pihak dari berbagai sektor, misalnya dengan departemen dan institusi kesehatan, pendidikan, industri, dan pertanian untuk mempromosikan pengembangan materi (content development) dan layanan informasi untuk orang miskin. Sebaliknya, pihak departemen dan instansi juga dapat dimudahkan tugasnya dengan pengadaan sarana layanan umum/publik melalui layanan informasi untuk disampaikan secara elektronik (online atau e-services).
Dari beberapa gagasan di atas diharapkan penyelenggaraan layanan informasi kepada masyarakat dapat mencapai sasaran secara tepat guna. Dengan melibatkan masyarakat dalam penyelenggaraan layanan informasi, penyediaan layanan informasi secara menyeluruh, dan membangun hubungan kemitraan antara penyedia layanan informasi dengan masyarakat diharapkan akan memberikan nilai positif dan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat di segala bidang, dan pada akhirnya terciptalah suatu kondisi di mana masyarakt terbentuk menjadi “masyarakat berdaya” yang di antaranya memiliki sikap-sikap keberdayaan seperti: (1) memiliki kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat, memiliki sikap kemandirian dalam kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi masalah lingkungan di sekitarnya, (3) mampu memperjuangkan aspirasi dan tuntutan kebutuhan lingkungan yang baik dan sehat secara terus menerus, serta (4) mampu melakukan inisiatif lokal yang menunjukkan diri sebagai warga masyarakat yang memiliki ciri keberdayaan di segala bidang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimilikinya

Pengikut

Blogger templates